Mitos Microwave Beradiasi ? Berikut faktanya - faktanya
Betulkah microwave berbahaya bagi kesehatan kita?
Mungkin kebanyakan dari kalian ragu untuk memanaskan makanan dengan microwave karena takut akan bahaya radiasi, atau takut komponen nutrisi dalam makanan tersebut berkurang. Benarkah microwave dapat menurunkan kualitas gizi makanan yang kita hangatkan? Atau bahkan menyebabkan radiasi yang dapat berujung pada kanker?
Pertama-tama, kalian harus mengetahui bagaimana cara kerja microwave.
Microwave akan memasak atau menghangatkan makanan dengan menggunakan gelombang energi yang serupa dengan gelombang energi radio, namun gelombangnya sedikit lebih pendek dari gelombang radio. Gelombang-gelombang ini kerjanya sangat selektif terhadap air dan molekul-molekul lain yang memiliki komponen elektron positif-negatif. Gelombang dalam microwave akan menyebabkan molekul ini bergetar dan menciptakan energi panas.
Frequency and wavelength of microwaves compared with that of visible light, UV lights and X Rays (adapted from http://mynasadata.larc.nasa.gov/science-processes/electromagnetic-diagram/).
Dari perbandingan di atas kalian dapat mengetahui bahwa gelombang energi dari microwave itu berbeda dengan gelombang energi pada X-Ray. Microwave tidak dapat mengganggu molekul-molekul nutrisi dalam suatu makanan, maupun menciptakan radikal bebas yang dapat menghasilkan radiasi yang menyebabkan kanker. Jika kita menghangatkan makanan, satu-satunya efek yang terjadi adalah pemanasan makanan tersebut.
Apakah kandungan nutrisi makanan kita akan hilang jika dihangatkan dengan microwave?
Kita dapat menjawab pertanyaan ini melalui dua segi: yang pertama adalah mengenai paparan terhadap panas dan yang kedua mengenai paparan terhadap air.
Paparan Terhadap Panas
Pada dasarnya, paparan terhadap panas saat memasak atau memanaskan makanan pasti akan mengubah komposisi nutrisi. Hal ini akan terjadi pada makanan yang direbus, ditumis, dan dikukus, sekalipun dilakukan di atas kompor konvensional. Contohnya, beberapa makanan yang mengandung komponen gizi seperti vitamin C yang rentan terhadap panas dan sinar, dapat berkurang kadar vitaminnya jika dimasak atau dipanaskan terlalu lama.
Cara terbaik untuk menjaga kandungan nutrisi makanan adalah memanaskannya dalam waktu yang singkat.
Nah seperti yang kalian sudah tahu, menghangatkan dengan microwave itu hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara yang lain. Maka dari itu, menghangatkan dengan microwave malah lebih direkomendasikan, terutama jika ingin menjaga keutuhan vitamin C atau kandungan nutrisi lain yang rentan terhadap panas.
Paparan Terhadap Air
Perlu kalian ketahui juga bahwa kita dapat mengurangi kandungan nutrisi saat memasak menggunakan metode basah, terutama yang memaparkan makanan tersebut terhadap jumlah air yang banyak, seperti merebus. Alasannya adalah vitamin larut air seperti vitamin B yang terdapat pada makananmu akan larut dan hilang dalam air rebusan. Maka, sebaiknya meminimalisir penggunaan air saat memasak menggunakan metode basah.
Contohnya, sayur brokoli yang direbus dapat kehilangan komponen glucosinolate, yang merupakan zat anti-kanker. Dibandingkan dengan merebus brokoli, memasak brokoli segar dengan microwave menggunakan air sesedikit 1 sendok makan saja akan mempertahankan kualitas gizi lebih baik karena mengurangi nutrisi yang hilang atau larut pada air rebusan. Kadar protein, vitamin C, zat besi, dan fosfor pada brokoli yang dimasak dengan microwave lebih tinggi daripada brokoli yang direbus dan lebih mirip dengan brokoli mentah segar.
Menggunakan microwave sebetulnya seolah-olah kita mengukus makanan tersebut, terutama jika makanan tersebut agak sedikit lembab. Bedanya kalau dibandingkan dengan mengukus, microwave dapat memasak makanan dalam waktu yang lebih singkat. Dengan begitu, kandungan vitamin dan mineral makanan tersebut akan lebih terjaga dibandingkan dengan cara memanaskan makanan lainnya.
Bagaimana dengan makanan beku? Apakah akan mempengaruhi kadar nutrisi makanan tersebut?
Ada fakta menarik lain yang perlu kalian ketahui. Tahukah kalian, bahwa dengan membekukan masakan kalian yang sudah diolah dapat menjaga nutrisi dalam makanan tersebut? Ini buktinya:
Sebuah studi membandingkan kadar mineral zinc atau zat seng pada beberapa sayuran yang dimasak dengan tiga cara yang berbeda:
1) diolah dengan merebus,
2) dibekukan lalu diolah dengan merebus,
3) diolah terlebih dahulu dengan merebus lalu dibekukan lalu dipanaskan kembali menggunakan microwave.
Studi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam kandungan seng pada metode 1 (sayur segar yang dimasak langsung) dengan metode 3 (sayur yang dimasak lalu dibekukan dan dipanaskan kembali). Malah untuk beberapa sayuran seperti kembang kol hijau, Brussels sprouts, dan kale, kandungan seng pada metode 3 lebih tinggi beberapa persen daripada metode 1. Kandungan seng pada metode 2 (sayur yang dibekukan terlebih dahulu sebelum dimasak) paling rendah.
Karena makanan diet sehat dari SLIM+ Centre menggunakan metode ketiga, maka kualitas makannya pun seharusnya sebanding dengan makanan segar yang langsung diolah.
Nah, berdasarkan informasi tersebut, tentunya kalian tidak meragukan lagi kualitas makanan diet rendah kalori dari SlimPlus. SLIM+ meals merupakan makanan diet instan yang sudah diolah secara profesional dan dikemas dengan teknologi pengemasan terbaru, lalu dibekukan untuk menjaga kualitas dan keutuhan nutrisinya. Kalian tinggal memanaskan diet meal enak kami saat ingin mengkonsumsi. Metode ini sudah terbukti aman, bahkan terjaga nutrisinya!
Tunggu apa lagi? Yuk Cobain program diet lengkap dengan SlimPlus Centre!
Jika masih ragu, yuk cobain layanan konsultasi diet online dengan dokter dan Personalized Diet Coach (PDC) SLIM+.
Author: dr. Judith Faustina & Clarissa S. Paimanta, RDN
Reference:
Cross GA, Fung DY. The effect of microwaves on nutrient value of foods. Crit Rev Food Sci Nutr. 1982;16(4):355-381. doi:10.1080/10408398209527340
Gębczyński P, Lisiewska Z, Słupski J, Kur K. Zinc retention in vegetables according to the method of preparation for consumption. Int J Food Sci Nutr. 2011;62(7):711-714. doi:10.3109/09637486.2011.579559
Koszucka A, Nowak A. Thermal processing food-related toxicants: a review. Crit Rev Food Sci Nutr. 2019;59(22):3579-3596. doi:10.1080/10408398.2018.1500440
Tang J. Unlocking Potentials of Microwaves for Food Safety and Quality. J Food Sci. 2015;80(8):E1776-E1793. doi:10.1111/1750-3841.12959