Home / News / BAHAYA EFEK SAMPING DIET INSTAN !
BAHAYA EFEK SAMPING DIET INSTAN ! - SLIM+ CENTRE

BAHAYA EFEK SAMPING DIET INSTAN !

Diet apa yang memberikan dampak buruk pada kesehatan kita? Tentunya adalah diet yang tidak realistis. Mungkin kalian familiar dengan istilah diet yoyo. Diet yoyo sebetulnya adalah suatu kondisi dimana berat badan kita naik turun secara drastis secara berulang dengan berdiet. Kondisi ini dinamakan yoyo effect atau weight cycling. Biasanya orang-orang yang mengalami yoyo effect ini melakukan trend diet tertentu dengan membatasi asupan makanan atau kalori yang ekstrim. Trend diet tertentu ini kita kenal dengan fad diet, ciri-cirinya adalah popular, secara extreme membatasi asupan nutrisi tertentu tanpa alasan ilmiah, lalu menjanjikan hasil yang cepat dan instan. Sangat tidak realistis, bukan?

Bagaimana weight cycling atau yoyo effect ini dapat terjadi?

Ketika kita sedang sungguh-sungguh bersemangat atau lagi on fire untuk menurunkan berat badan demi mencapai body goals, kebanyakan dari kita akan memilih diet yang se-extreme mungkin untuk hasil yang maksimal dan cepat. Padahal, penurunan berat badan untuk mencapai body goals bukan proses yang instan. Pada tahap awal dalam perjalanan kita menuju body goals tersebut mungkin akan terasa berat, tapi percayalah itu bukan tahap yang paling susah, kendala yang lebih besar akan terjadi di tengah perjalanan kita. Saat diet ketat, asupan kalori akan berkurang drastis sehingga berat badan pun turun dengan drastis, lama-lama tubuh kita akan mendeteksi bahwa kita kekurangan nutrisi, sedang berada dalam kondisi kelaparan kronis, dan akan mengirimkan sinyal lapar ke otak kita yang mendorong kita untuk makan. Nah, ini lah yang dapat membuat pejuang diet malah makan lebih banyak dari seharusnya, terjadilah weight regain, berat badan naik kembali atau bahkan lebih dari berat badan sebelumnya.

Bagaimana dampak weight cycling pada kesehatan kita?

Proses weight cycling seperti yoyo effect ini tentu akan membuat kita frustasi. Bahkan terdapat penelitian yang mengatakan bahwa semakin sering seseorang berada dalam proses weight cycling tersebut, semakin besar resiko orang tersebut untuk menderita depresi. Terutama jika kita merasa insecure atau tidak percaya diri dengan badan kita. Media sosial seringkali meningkatkan rasa insecure tersebut, media sosial membuat kita membanding-bandingkan diri kita baik dengan orang lain yang kita anggap memiliki body goals, maupun dengan diri kita sendiri di masa lalu. Rasa insecure dan rasa bersalah/guilt ini sangat mempengaruhi kesehatan mental kita, dimana dapat mengarah ke eating disorder.

Weight cycling membahayakan kesehatan kita terutama dalam jangka panjang karena dapat menimbulkan penyakit-penyakit kronis.

Efek samping dari weight cycling yang paling sering ditemukan oleh para peneliti adalah penyakit jantung koroner, terutama bagi para penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Saat kalian diet dan berhasil menurunkan berat badan, biasanya tekanan darah akan ikut turun dan menjadi lebih stabil. Namun jika kalian melakukan diet yoyo, hati-hati saat berat badan naik kembali, tekanan darah mudah meningkat drastis juga saat fase weight regain tersebut. Selain penyakit jantung koroner, terdapat juga kasus Myocard Infark, dan juga Stroke.

Walaupun gula darah dapat terkontrol dengan memiliki berat badan ideal, dilaporkan juga peningkatan kasus Diabetes Melitus Type 2 pada orang-orang yang melakukan diet yoyo. Hal ini mungkin disebabkan ketika meningkatnya berat badan secara drastis, terutama jika terdapat akumulasi lemak di area perut dan pinggang. Menurut sebuah artikel dalam Journal of the American Medical Association, akumulasi lemak tubuh disertai adanya kelainan metabolik, seperti resistensi insulin, dapat meningkatkan resiko timbulnya batu di kandung kemih. 

Efek samping kedua yang sering ditemukan adalah osteoporosis. Osteoporosis adalah kerapuhan tulang yang disebabkan karena menurunnya densitas atau masa tulang. Kebanyakan para wanita postmenopause, atau wanita paruh baya, memang mengalami penurunan densitas tulang yang lebih parah. Namun berdasarkan sebuah penelitian, penurunan densitas tulang pada wanita paruh baya yang mengalami weight cycling lebih besar. Dengan kata lain, weight cycling atau diet yoyo dapat memperparah derajat osteoporosis yang akan terjadi, bahkan menurunkan massa otot kita. Pada sebuah penelitian di tahun 2019 ditemukan bukti bahwa severe weight cyclers, atau orang-orang yang sering diet yoyo dan mengalami weight cycling, enam kali lebih berpotensi untuk memiliki massa otot yang rendah dan lima kali lebih rentan terhadap sarcopenia, yaitu kelainan muskuloskeletal yang membuat seseorang menjadi rapuh, serta rentan jatuh dan mengalami patah tulang.

Penelitian lain juga mengatakan bahwa weight cycling dapat mempengaruhi imunokompetensi kita, yaitu kemampuan tubuh kita untuk menciptakan sistem imun yang baik. Bahkan, ada studi yang menemukan peningkatan kasus kanker paru pada orang-orang yang berat badannya naik turun secara drastis.

Maka dari itu, walaupun penderita overweight dan obesitas perlu menurunkan berat badan untuk terhindar dari weight related disease, penurunan berat badan itu harus dilakukan secara bertahap. Jika berat badan turun dengan drastis dan lalu naik kembali, metabolisme kita akan terganggu. Metabolisme yang terganggu ini memiliki banyak efek samping terhadap kesehatan.

Jangan sampai proses menuju body goals kita berdampak negatif pada kesehatan kita. Kuncinya adalah melakukan diet yang aman dan sehat, serta melakukan perubahan gaya hidup yang realistis. Sabar dan tekun akan membuahkan hasil yang baik.

Jika kalian masih ragu bagaimana cara berdiet dengan aman dan sehat, kalian dapat menjalani program diet yang dipandu oleh para ahlinya, program diet online dengan SLIM+ Centre, kalian akan dipandu oleh dokter bahkan dimonitor setiap minggunya oleh Personalized Diet Coach (PDC) agar kalian meraih body goals kalian dengan aman, sehat, dan untuk hasil yang long term. Uniknya lagi, diet ditemani oleh dokter dan PDC secara virtual, anti repot deh!

 

Author: dr. Judith Faustina

Source:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6917653/ https://escholarship.org/uc/item/1zz4r4qk https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/oby.22493 https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/oby.21538 https://www.nature.com/articles/0803520?utm_medium=affiliate&utm_source=commission_junction&utm_campaign=CONR_PF018_ECOM_GL_PHSS_ALWYS_PRODUCT&utm_content=textlink&utm_term=PID100045652&CJEVENT=26020b29e8a111ec8190f7b10a18050d https://www.health.harvard.edu/blog/belly-fat-linked-with-higher-heart-disease-risk-2018072614354 https://www.sciencedaily.com/releases/2006/11/061128084425.htm

x

Register

Log in